Langkah-Langkah Mengapresiasikan Puisi Beserta Contohnya - Mengapresiasi puisi yakni salah satu acara memahami suatu karya puisi dan sanggup mengetahui makna puisi. Dalam mengapresiasikan pusi, aneka macam yang harus dipahami. Mulai dari unsur-unsur puisi, nilai-nilai puisi dan juga cara melaksanakan apresiasi terhadap suatu puisi. Berikut ini akan diberikan sebuah pola langkah-langkah mengapresiasikan puisi.
MATA PISAU
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu tak berkejab menatapmu;
kau yang gres saja mengasahnya
berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam
ia berkilat dikala terbayang olehnya urat lehermu
2. Melakukan Pemenggalan (Pemenggalan puisi "Mata Pisau")
MATA PISAU
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejab menatapmu; //
kau yang gres saja mengasahnya/
berpikir : // ia tajam untuk mengiris apel /
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam //
ia berkilat / dikala terbayang olehnya urat lehermu //
3. Membuat Parafrase (Contoh parafrase puisi "Mata Pisau"
MATA PISAU
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejab menatapmu; //
(Sehingga) kamu yang gres saja mengasahnya/
berpikir : // (Bahwa) ia (Pisau itu) tajam untuk mengiris apel /
yang (Sudah) tersedia di atas meja
(Hal) (Itu) (Akan) (Kau) (Lakukan) setelah makan malam //
ia (Pisau itu) berkilat / dikala terbayang olehnya urat lehermu //
4. Menentukan Makna Konotatif Kata atau Kalimat (Makna Konotatif Puisi "Mata Pisau)
Pisau: Sesuatu yang mempunyai dua sisi, sanggup dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, sanggup pula disalahgunakan sehingga menghasilkan sesuatu yang buruk, jahat, dan mengerikan.
Apel: Sesuatu yang baik dan bermanfaat.
Terbayang olehnya urat lehermu: Sesuatu yang mengerikan.
5. Menceritakan Kembali Isi Puisi (Cotoh Puisi "Mata Pisau" Yang Diceritakan Kembali)
Berdasarkan hasil dari langkah diatas, maka isi puisi sanggup disimpulkan sebagai berikut:
"Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan menggunakannya nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu terlaksana, tiba-tiba terlintas bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa risikonya kalau mata pisau itu digunakan untuk mengiris urat leher!"
Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa tajamnya pisau memang sanggup digunakan untuk sesuatu yang konkret (Contohnya mengiris apel), namun sanggup juga dimanfaatkan untuk hal yang negatif dan mengerikan (Digambarkan mengiris urat leher).
Definisi | "Mata Pisau" | |
Tema Gagasan utama penulis yang dituangkan dalam karangannya. | : | Sesuatu hal sanggup digunakan untuk kebaikan (bersifat positif), tetapi sering juga disalahgunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif. Contoh: anggota tubuh, kecerdasan, ilmu dan teknologi, kekuasaan dan lain-lain. |
Nada Tone yang digunakan penulis dalam mengungkapkan pola pikiran. | : | Nada puisi "Mata Pisau" cenderung datar, tidak nampak luapan emosi penyairnya |
Perasaan/Feeling Sikap penyair terhadap pokok duduk kasus yang dikemukakan dalam puisi. | : | Penyair tidak baiklah pada tindakan seseorang yang memanfaatkan sesuatu yang dimiliki untuk tujuan-tujuan negatif. |
Amanat Pesan susila yang ingin disampaikan penulis melalui karangannya. | : | Hendaknya kita memanfaatkan segala hal yang kita miliki untuk tujuan konkret agar hidup kita punya makna |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar