Sering kali saat kita menemukan kerawanan ataupun miss configuration pada system sendiri, kita akan menganggap hal itu yaitu hal yang kecil, alasannya kita menanggapinya bukan sebagai lubang keamanan. Tools maupun teknik yang digunakan cracker kebanyakan yaitu variasi dari serangan yang mereka lakukan sebelumnya.
Sebagai Administrator system, jaringan ataupun end user, Anda haruslah banyak berguru dari pengalaman penyerangan yang terjadi sebelumnya (walaupun serangan tersebut terjadi pada orang lain) untuk menghindari serangan yang akan terjadi berikutnya.
Mengetahui jenis serangan sangat penting untuk menjaga stabilitas system, sehingga anda tidak perlu repot untuk menginstall system gres semoga lebih aman, anda hanya perlu mempatch atau bahkan sedikit mengkonfigurasi system anda.
15 Jenis Serangan Cracker Yang Sering Di Alami
1. Password Attacks
Password merupakan sesuatu yang umum kalau kita bicara perihal kemanan. Kadang seorang user tidak perduli dengan nomor pin yang mereka miliki, menyerupai bertransaksi online di warnet, bahkan bertransaksi online dirumah pun sangat berbahaya kalau tidak dilengkapi dengan software security menyerupai SSL dan PGP.
Password yaitu salah satu mekanisme kemanan yang sangat sulit untuk diserang, seorang attacker mungkin saja memiliki banyak tools (secara teknik maupun dalam kehidupan sosial) hanya untuk membuka sesuatu yang dilindungi oleh password. Ketika seorang attacker berhasil mendapat password yang dimiliki oleh seorang user, maka ia akan memiliki kekuasaan yang sama dengan user tersebut.
2. Proxy Server Attacks
Salah satu fungsi Proxy server yaitu untuk mempercepat waktu response dengan cara menyatukan proses dari beberapa host dalam suatu trusted network. Dalam kebanyakan kasus, tiap host memiliki kekuasan untuk membaca dan menulis (read/write) yang berarti apa yang bisa saya lakukan dalam sistem saya akan bisa juga saya lakukan dalam system anda dan sebaliknya.
Jika firewal yang berada dalam trusted network tidak dikonfigurasikan secara optimal, khususnya untuk memblok susukan dari luar, apalagi kalau autentikasi dan enkripsi tidak digunakan, seorang attacker bisa menyerang proxy server dan mendapat susukan yang sama dengan anggota trusted network lainnya. Jika attaker sudah masuk ke sistem ia tentunya bisa melaksanakan apa saja dan ia bisa melaksanakan DDOS (distributed denial of service) secara anoymous untuk menyerang network lain.
Router yang tidak dikonfigurasikan secara optimal juga akan berfungsi sebagai proxy server dan akan menjadikan kerawanan yang sama dengan proxy server.
3. Remote Command Processing Attacks
Trusted Relationship antara dua atau lebih host menyediakan akomodasi pertukaran isu dan resource sharing. Sama halnya dengan proxy server, trusted relationship memperlihatkan kepada semua anggota network kekuasaan susukan yang sama di satu dan lain system (dalam network).
Attacker akan menyerang server yang merupakan anggota dari trusted system. Sama menyerupai kerawanan pada proxy server, saat susukan diterima, seorang attacker akan memiliki kemampuan mengeksekusi perintah dan mengkases data yang tersedia bagi user lainnya.
4. Remote File System Attack
Protocol-protokol untuk tranportasi data tulang punggung dari internet yaitu tingkat TCP (TCP-Level) yang memiliki kemampuan dengan mekanisme untuk baca atau tulis (read/write) Antara network dan host. Attacker bisa dengan gampang mendapat jejak isu dari mekanisme ini untuk mendapat susukan ke direktori file.
Tergantung pada OS (operating system) yang digunakan, attacker bisa meng extrack isu perihal network, sharing privileges, nama dan lokasi dari user dan groups, dan spesifikasi dari aplikasi atau banner (nama dan versi software). System yang dikonfigurasi atau diamankan secara minimal akan dengan gampang membeberkan isu ini bahkan melalui firewall sekalipun. Pada system UNIX, isu ini dibawa oleh NFS (Network File System) di port 2049. system Windows menyediakan data ini pada SMB (server messaging block) dan Netbios pada port 135 - 139(NT) dan port 445 pada win2k.
5. Selective Program Insertions
Selective Program Insertions yaitu serangan yang dilakukan saat attacker menaruh program-program penghancur, menyerupai virus, worm dan trojan (mungkin istilah ini sudah anda kenal dengan baik) pada system sasaran. Program-program penghancur ini sering juga disebut malware. Program-program ini memiliki kemampuan untuk merusak system, pemusnahan file, pencurian password hingga dengan membuka backdoor.
Biasanya antivirus yang dijual dipasaran akan sanggup mendeteksi dan membersihkan program-program menyerupai ini, tetapi kalau ada virus gres (anggap saja variant melissa) virus scanner belum tentu sanggup menghadapi script-script baru. Beberapa network direktur melaksanakan pertahan terhadap malware dengan teknologi alternatif menyerupai behaviour blockers, yang memberhentikan kode-kode yang dicurigai menurut referensi kelakuan malware, bukan menurut signature. Beberapa aplikasi lainnya akan mengkarantina virus dan code-code yang dicurigai didalam kawasan yang dilindungi, biasanya disebut sandboxes.
6. IP Spoofing
IP Spoofing juga dikenal sebagai Source Address Spoofing, yaitu pemalsuan alamat IP attacker sehingga sasaran menganggap alamat IP attacker yaitu alamat IP dari host di dalam network bukan dari luar network.
Misalkan attacker memiliki IP address type A 66.25.xx.xx saat attacker melaksanakan serangan jenis ini maka Network yang diserang akan menganggap IP attacker yaitu pecahan dari Networknya misal 192.xx.xx.xx yaitu IP type C.
IP Spoofing terjadi saat seorang attacker "mengakali" packet routing untuk mengubah arah dari data atau transmisi ke tujuan yang berbeda. Packet untuk routing biasanya di transmisikan secara transparan dan terang sehingga menciptakan attacker dengan gampang untuk memodifikasi asal data ataupun tujuan dari data. Teknik ini bukan hanya digunakan oleh attacker tetapi juga digunakan oleh para security profesional untuk men tracing identitas dari para attacker.
7. FTP Attack
Salah satu serangan yang dilakukan terhadap File Transfer Protocol yaitu serangan buffer overflow yang diakibatkan oleh malformed command. tujuan menyerang FTP server ini rata-rata yaitu untuk mendapat command shell ataupun untuk melaksanakan Denial Of Service.
Serangan Denial Of Service alhasil sanggup mengakibatkan seorang user atau attacker untuk mengambil resource didalam network tanpa adanya autorisasi, sedangkan command shell sanggup menciptakan seorang attacker mendapat susukan ke sistem server dan file-file data yang alhasil seorang attacker bisa menciptakan anonymous root-acces yang memiliki hak penuh terhadap system bahkan network yang diserang.
Tidak pernah atau jarang mengupdate versi server dan mempatchnya yaitu kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang admin dan inilah yang menciptakan server FTP menjadi rawan untuk dimasuki. Sebagai referensi yaitu FTP server yang terkenal di keluarga UNIX yaitu WU-FTPD yang selalu di upgrade dua kali dalam sehari untuk memperbaiki kondisi yang mengizinkan terjadinya bufferoverflow
Mengexploitasi FTP juga berkhasiat untuk mengetahui password yang terdapat dalam sistem, FTP Bounce attack(menggunakan server ftp orang lain untuk melaksanakan serangan), dan mengetahui atau mensniff isu yang berada dalam sistem
8. Unix Finger Exploits
Pada masa awal internet, Unix OS finger utility digunakan secara efficient untuk men sharing isu diantara pengguna. Karena seruan isu terhadap isu finger ini tidak menyalahkan peraturan, kebanyakan system Administrator meninggalkan utility ini (finger) dengan keamanan yang sangat minim, bahkan tanpa kemanan sama sekali.
Bagi seorang attacker utility ini sangat berharga untuk melaksanakan isu perihal footprinting, termasuk nama login dan isu contact. Utility ini juga menyediakan keterangan yang sangat baik perihal kegiatan user didalam sistem, berapa usang user berada dalam sistem dan seberapa jauh user merawat sistem.
Bagi seorang attacker utility ini sangat berharga untuk melaksanakan isu perihal footprinting, termasuk nama login dan isu contact. Utility ini juga menyediakan keterangan yang sangat baik perihal kegiatan user didalam sistem, berapa usang user berada dalam sistem dan seberapa jauh user merawat sistem.
9. Flooding & Broadcasting
Seorang attacker bisa menguarangi kecepatan network dan host-host yang berada di dalamnya secara significant dengan cara terus melaksanakan request atau seruan terhadap suatu isu dari sever yang bisa menangani serangan classic Denial Of Service (Dos), mengirim request ke satu port secara berlebihan dinamakan flooding, kadang hal ini juga disebut spraying.
Ketika seruan flood ini dikirim ke semua station yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan dari kedua serangan ini yaitu sama yaitu menciptakan network resource yang menyediakan isu menjadi lemah dan alhasil menyerah.
Ketika seruan flood ini dikirim ke semua station yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan dari kedua serangan ini yaitu sama yaitu menciptakan network resource yang menyediakan isu menjadi lemah dan alhasil menyerah.
Serangan dengan cara Flooding bergantung kepada dua faktor yaitu: ukuran danvolume (size and volume). Seorang attacker sanggup mengakibatkan Denial Of Service dengan cara melempar file berkapasitas besar atau volume yang besar dari paket yang kecil kepada sebuah system. Dalam keadaan menyerupai itu network server akan menghadapi kemacetan.
10. Fragmented Packet Attacks
Data-data internet yang di transmisikan melalui TCP/IP bisa dibagi lagi ke dalam paket-paket yang hanya mengandung paket pertama yang isinya berupa isu pecahan utama (kepala) dari TCP. Beberapa firewall akan mengizinkan untuk memroses pecahan dari paket-paket yang tidak mengandung isu alamat asal pada paket pertamanya, hal ini akan menjadikan beberapa type system menjadi crash.
Contohnya, server NT akan menjadi crash kalau paket-paket yang dipecah (fragmented packet) cukup untuk menulis ulang isu paket pertama dari suatu protokol.
Contohnya, server NT akan menjadi crash kalau paket-paket yang dipecah (fragmented packet) cukup untuk menulis ulang isu paket pertama dari suatu protokol.
Paket yang dipecah juga sanggup menjadikan suasana menyerupai serangan flooding. Karena paket yang dipecah akan tetap disimpan hingga alhasil di bentuk kembali ke dalam data yang utuh, server akan menyimpan paket yang dipecah tadi dalam memori kernel. Dan alhasil server akan menjadi crash kalau terlalu banyak paket-paket yang telah dipecah dan disimpan dalam memory tanpa disatukan kembali.
11. E-mail Exploits
Peng-exploitasian e-mail terjadi dalam lima bentuk yaitu: mail floods, manipulasi perintah (command manipulation), serangan tingkat transportasi (transport level attack), memasukkan banyak sekali macam arahan (malicious code inserting) dan social engineering (memanfaatkan sosialisasi secara fisik).
Penyerangan email bisa menciptakan system menjadi crash, membuka dan menulis ulang bahkan mengeksekusi file-file aplikasi atau juga menciptakan susukan ke fungsi fungsi perintah (command function).
Penyerangan email bisa menciptakan system menjadi crash, membuka dan menulis ulang bahkan mengeksekusi file-file aplikasi atau juga menciptakan susukan ke fungsi fungsi perintah (command function).
Salah satu jalan yang menarik dalam melaksanakan serangan mail-flooding yaitu dengan mengexploitasi fungsi auto-responder (auto-responder function) yang terdapat dalam kebanyakan aplikasi email, saat seorang attacker menemukan auto-responder yang sedang aktif dalam dua system yang berbeda, sang attacker bisa saja mengarahkan yang satu ke yang lainnya, alasannya kedua-duanya di set untuk merespond secara sacara otomatis untuk setiap pesan, maka kedua-duanya akan terus mengenarate lebih banyak e-mail secara loop (bolak-balik) dan alhasil kedua-duanya akan kelelahan dan down.
12. DNS and BIND Vulnerabilities
Berita baru-baru ini perihal kerawanan (vulnerabilities) perihal aplikasi Barkeley Internet Name Domain (BIND) dalam banyak sekali versi mengilustrasikan kerapuhan dari Domain Name System (DNS), yaitu krisis yang diarahkan pada operasi dasar dari Internet (basic internet operation).
Kesalahan pada BIND bahwasanya bukanlah sesuatu yang baru. Semenjak permulaanya, standar BIND merupakan sasaran yang paling favorite untuk diserang oleh komunitas cracker alasannya beberapa kerawanannya. Empat kerawanan terhadap buffer overflow yang terjadi pada bulan Januari kemudian hanya beberapa pecahan dari kerawanan untuk diexploitasi oleh para cracker semoga mendapat susukan terhadap system dan melaksanakan perintah dengan hak penuh (command execution priviledge).
Kerawanan pada BIND merupakan duduk masalah yang sangat serius alasannya lebih dari 80 persen DNS yang berada di Jagat Internet dibangun memakai BIND. Tanpa adanya DNS dalam lingkungan Internet Modern, mungkin transmisi e-mail akan sulit, navigasi ke situs-situs web terasa rumit dan mungkin tidak ada hal gampang lainnya yang menyangkut internet.
13. HTTPD Attacks
Kerawanan yang terdapat dalam HTTPD ataupun webserver ada lima macam: buffer overflows, httpd bypasses, cross scripting, web code vulnerabilities, dan URL floods.
HTTPD Buffer Overflow bisa terjadi alasannya attacker menambahkan errors pada port yang digunakan untuk web traffic dengan cara memasukan banyak carackter dan string untuk menemukan tempat overflow yang sesuai. Ketika tempat untuk overflow ditemukan, seorang attacker akan memasukkan string yang akan menjadi perintah yang sanggup dieksekusi. Bufer-overflow sanggup memperlihatkan attacker susukan ke command prompt.
Beberapa feature dari HTTPD bisa digunakan untuk meciptakan HTTPD byapass, memberi susukan ke server memakai fungsi logging. Dengan cara ini, sebuah halaman web bisa diakses dan diganti tanpa dicatat oleh web server. Cara ini sering digunakan oleh para cracker, hacktivis dan cyber vandals untuk mendeface website.
14. TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening and Packet Interception
TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening dan Packet Interception berjalan untuk mengumpulkan isu yang sensitif untuk mengkases network. Tidak menyerupai serangan aktif maupun brute-force, serangan yang memakai metoda ini memiliki lebih banyak kualitas stealth-like.
TCP/IP Sequence Stealing yaitu pemetaan dari urutan nomor-nomor (angka), yang bisa menciptakan packet milik attacker terlihat legal. Ketika suatu system meminta sesi terhadap mesin lain, kedua system tersebut saling bertukar nomor-nomor sinkronisasi TCP. Jika tidak dilakukan secara acak, Attacker bisa mengenali algoritma yang digunakan untuk meng-generate nomor-nomor ini. Urutan nomor yang telah dicuri bisa digunakan attacker untuk menyamar menjadi salah satu dari system tadi, dan alhasil memperbolehkannya untuk melewati firewall. Hal ini bahwasanya efektif kalau digunakan bersama IP Spoofing.
Melalui passive port listening, seorang attacker sanggup memonitor dan mencatat (log) semua pesan dan file yang dikirim ke semua port yang sanggup diakses pada sasaran system untuk menemukan titik kerawanan
15. Port Scanning
Melalui port scanning seorang attacker bisa melihat fungsi dan cara bertahan sebuah system dari banyak sekali macam port. Seorang atacker bisa mendapat susukan kedalam sistem melalui port yang tidak dilindungi. Sebaia contoh, scaning bisa digunakan untuk memilih dimana default SNMP string di buka untuk publik, yang artinya isu bisa di extract untuk digunakan dalam remote command attack.
Mungkin cukup sekian ulasan mengenai 5 Jenis Serangan Cracker Yang Sering Di Alami , Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang ingin berguru perihal komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar