Startup ialah perusahaan yang belum usang beroperasi, sebagian besar merupakan perusahaan yang gres didirikan, sedang berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pangsa pasar yang tepat. Artikel berikut membahas wacana startup yang disertai klarifikasi lengkap dan teladan startup terbaik Indonesia.
Untuk memulai sebuah startup, diharapkan suatu tahapan pendanaan. Level pendanaan sanggup dijadikan salah satu aspek untuk mengukur kesuksesan sebuah startup. Semakin tinggi tahapan pendanaan yang didapatkan perusahaan startup, artinya semakin anggun prospek yang dihasilkan oleh bisnis startup tersebut. Hal ini sangat penting lantaran para investor ingin mengucurkan uang ke bisnis startup tersebut.
Tahapan Pendanaan Startup
1. Bootstraping
Tidak semua startup bisa mendapatkan investor yang eksklusif tertarik mengucurkan dana untuk model bisnis yang ditawarkan. Sehingga, sering kali para pendiri startup harus memakai sumber daya yang mereka miliki pada ketika ini. Tahap ini disebut juga sebagai Bootstraping.
2. Seed Funding
Seed funding ialah pendanaan tahap awal yang akan didapatkan oleh perusahaan startup. Seed funding biasanya dipakai startup sebagai pembuktian bahwa ilham bisnisnya sanggup berjalan sebelum mencari dan mendapatakan pendanaan tahap selanjutnya.
3. Seri-A, B, ... Funding
Setelah tahap seed funding, maka biasanya perusahaan akan masuk ke tahap seri-A, B, C dan seterusnya. Pada tahap ini, perusahaan startup sudah siap dalam mendapatkan pendanaan dari Venture Capital. Jumlah uang yang diterima pada tahap ini biasanya jauh lebih besar dari tahap seed funding. Dalam tahap ini, perusahaan startup akan mengatakan saham sebagai hassil timbal balik dari uang yang diterima dari Venture Capital.
Venture Capital ialah perusahaan yang mengumpulkan dana dari aneka macam sumber, baik dari individu maupun kelompok. Dana yang mereka kumpulkan akan disalurkan ke startup atau perusahaan rintisan yang dirasa sanggup menghasilkan laba bagi mereka. Sebagai timbal balik, Venture Capital akan mendapatkan imbalan berupa saham dari startup atau perusahaan rintisan tersebut.
Sebuah perusahaan startup pastinya akan mencicipi jatuh dan berdiri dalam membangun dan mempertahankan bisnisnya. Dalam setiap proses membangun sebuah bisnis, sebuah kesalahan merupakan kepingan yang paling terpenting. Hal ini akan membuka jalan atau kesempatan bagi Anda untuk sukses dari setiap jalan keluar yang didapatkan.
Tantangan Dalam Membangun Sebuah Startup
1. Salah Menargetkan Pasar
Sebuah bisnis startup terkadang terburu – buru dalam membuat serta memasarkan produk mereka. Sebagian orang terlalu berambisi untuk memulai dan masuk ke dunia bisnis dengan jalan yang belum sepenuhnya mereka ketahui. Salah satu yang menjadi duduk kasus dalam mulai menjalankan bisnis startup ialah sebagian orang terkadang salah atau bahkan keliru membuat sasaran untuk produk yang akan mereka hasilkan.
Para pembuat startup harusnya tahu apa yang mereka hasilkan, dan untuk siapa produk itu dijual. Itu sebabnya banyak startup yang eksklusif gulung tikar, ketika produk mereka salah masuk pasar dan mendapatkan rugi yang banyak.
2. Memiliki Model Bisnis yang Buruk
Salah satu kesalahan yang dilakukan oleh sebuah startup ialah mereka terlalu optimis terhadap keyakinan yang bisa mencapai sukses dan mendapatkan pelanggan dengan mudah. Tapi dibalik itu mereka melewatkan persiapan untuk membuat sebuah model bisnis sekalipun bisnis mereka masih terbilang kecil.
Hal ini akan berakibat fatal, ketika model bisnis yang dijalankan salah atau bahkan tidak ada. Seolah – olah bisnis itu bekerja tanpa ada jalan, tujuan maupun proses belajar. Sebagian orang terkadang hanya fokus pada pencarian pelanggan yang banyak. Meskipun mereka mempunyai produk barang atau jasa yang mereka pajang dalam sebuah halaman website serta membantu Anda mempromosikan bisnis tersebut.
3. Jumlah Pekerjaan Tidak Sebanding Dengan Tenaga Kerja
Saat hendak memulai untuk membangun sebuah bisnis startup jangan melupakan wacana apa sasaran Anda, apa rencana dan pekerjaan yang akan Anda lakukan. Anda tidak akan bisa menjalankan semuanya sendiri. Dalam sebuah bisnis startup, kerja sama ialah hal terpenting dalam membangun sebuah bisnis. Entah itu kerja sama dengan rekan kerja, karyawan maupun investor.
Beberapa startup mengalami kegagalan ketika jumlah pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah karyawan yang dimiliki. Anda harus tahu sebanyak apa kira – kira Anda membutuhkan karyawan untuk membantu menuntaskan semua pekerjaan yang tersedia. Karena mustahil Anda menjadi CEO namun juga merangkap menjadi tugas pekerja lain. Hal itu tidak akan gampang dan mustahil untuk dilakukan. Karena Anda akan kehilangan fokus untuk berbagi bisnis startup yang anda ciptakan.
4. Tidak Cukup Dana
Yang terakhir ini menjadi banyak keluhan yang disampaikan oleh beberapa pelaku bisnis startup. Masalah dana menjadi salah satu hambatan yang besar dan kuat bagi berjalannya sebuah bisnis, terutama untuk bisnis startup. Karena kita tahu, bahwa bisnis startup bukan sebuah bisnis kecil yang membutuhkan modal yang kecil juga.
Mungkin beberapa dari pemilik bisnis startup akan berkata, jikalau berbisnis startup hanya butuh tekat dan agresi yang nyata. Tapi bekerjsama bisnis apapun tentu membutuhkan dana yang cukup untuk membangun dan membuat sebuah produk. Tidak sedikit bisnis startup yang gagal atau bahkan berhenti beroperasi lantaran tersendat hambatan keuangan.
5. Praktis Berpindah Haluan
Tidak gampang ketika kita memulai untuk meyakinkan diri untuk membangun sebuah perjuangan dari impian sendiri dan ilham yang berasal dari diri sendiri. Tidak jarang keyakinan untuk bisa suksespun akan goyah seiring dengan berjalannya waktu. Bukannya tidak mungkin, setiap dari kita yang mempunyai ilham akan mempunyai ilham yang berbeda atau yang tidak diinginkan muncul pada ketika yang tidak kita duga.
Jika kita tidak kuat untuk memegang teguh pendirian terhadap ilham dan tujuan kita, maka gampang saja kita akan berpindah haluan dan menjalankan bisnis lain, padahal bisnis yang ini saja belum tentu sudah berjalan dengan baik.
Contoh Startup Terbaik Indonesia Menurut Forbes
1. Crowde
Crowde dibentuk dengan tujuan ingin menghubungkan petani dengan para investor. Dengan begitu, para petani bisa terhindar dari meminjam modal melalui bank dan lintah darat. Crowde memakai sistem bagi hasil yang telah disepakati diawal melalui sebuah perjanjian. Per Agustus 2017 telah ada 140 proyek yang telah dibiayai Crowde, 32 sudah selesai, 80 masih berjalan, dan 20 lagi sedang menunggu dana hingga terkumpul.
2. Modalku
Jika Crowde fokus pada nasib petani Indonesia, Modalku mengatakan pinjaman kepada UMKM. Telah terdaftar secara resmi pada otoritas jasa keuangan (OJK), Modalku menghadirkan layanan pinjaman dengan metode peer-to-peer lending. Hingga ketika ini, sudah ada dana sebesar Rp 837 miliar yang telah dipinjamkan kepada UMKM.
3. Sale Stock
Sale Stock didirikan semenjak 2014 sebagai salah satu e-commerce fashion terbesar di Indonesia yang bisa bersaing dengan Alfacart, Zalora, dan Berrybenka. Sale Stock juga mendapatkan proteksi dalam hal pendanaan dari Ardent Capital.
4. PayAccess
Seiring dengan maraknya penggunaan e-money, PayAccess semakin dikenal oleh masyarakat. Meski masih beroperasi di Malang, sudah ada 415.000 pengguna yang telah terdaftar. Sama halnya dengan TCASH, PayAccess bisa dipakai untuk transaksi nontunai, menyerupai pembayaran melalui merchant, isi pulsa seluler, hingga transfer antar pengguna. Hebatnya lagi, PayAccess telah mendapatkan pendanaan Seri A pada pertengahan tahun 2017.
5. Karta
Bukan sebagai transportasi online, Karta berfokus kepada perusahaan yang ingin beriklan melalui pengendara motor. Sudah banyak perusahaan besar yang memakai jasa Karta, menyerupai Unilever, P&G, Astra, serta Telkomsel. Hingga ketika ini, perusahaan Karta telah tersedia di 20 kota besar di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar